Resource

Refleksi



Slamet Riyadi

Hidupnya Tercurah untuk Masjid Darul Hikmah

Selayang pandang melihat Slamet Riyadi, pastinya rasa iba yang bakal muncul. Dibalut keterbatasan, tak membuatnya kendor menjalani hidup, tetap bersyukur menerima takdir kuasa Ilahi. Ia tetap menjadi pahlawan keluarga setia mengabdi untuk agama dan bangsanya.

Meskipun Slamet Riyadi mengalami kelainan fisik, -maaf, tinggi tubuhnya kurang lebih  hanya satu meter-, namun semangat dalam menjalankan  ibadah dan syariat agama Islam  patut diteladani. Semenjak dari tahun 1999 sampai sekarang,  kehihidupan Slamet Riyadi, diabdikan untuk menjadi penjaga dan tenaga kebersihan di Masjid Darul Hikmah atau yang lebih di kenal Mesjid Dhuwur Jl. Soekarno Hatta.

Slamet Riyadi yang saat ini, tinggal satu rumah dengan keponakan dan kakaknya di Jalan Seram, ia sempat yang mengenyam pendidikan lulus  SLTA. Pada tahun 1973 sampai dengan 1999, Slamet Riyadi sempat bekerja di Perusahaan Jamu Jago Semarang, di bagian promosi dan penghibur, “Karena tubuh saya yang mungil dan dianggap lucu, maka saya ditempatkan di bagian hiburan,  hampir seluruh kota di Jawa pernah saya singgahi, saya di gaji Rp. 300/per bulan”, ungkapnya.

Namun seiring perjalanan waktu, Perusahaan Jamu Jago Semarang, yang saat itu terus mengalami kemunduran, Slamet Riyadi pun pada tahun 1999 memutuskan untuk keluar dari Perusahaan tempat bekerjanya, dan pulang ke Ponorogo, “Semenjak saat itu, saya memutuskan untuk menjadi penjaga dan tenaga kebersihan Masjid Darul Hikmah”, tambahnya.

Kepuasan Batin
Slamet Riyadi pun mengaku merasa bahagia, meskipun bekerja sebagai penjaga dan tenaga kebersihan di Masjid Darul Hikmah.   Tidak digaji, dan hanya mengharapkan belas kasihan dari pengunjung Masjid.

“Tetapi setiap menjelang lebaran saya selalu mendapatkan bingkisan dari Takmir Masjid Darul Hikmah. Oleh sebab itu, saya tetap merasa bahagia, meskipun secara materi pas-pasan, saya bisa lebih dekat dengan Allah SWT”, tuturnya.

Yang unik, Slamet Riyadi selalu berusaha untuk menyalami setiap pengunjung Masjid Darul Hikmah, baik itu sebelum maupun sesudah sholat. Hal itu dilakukan semata-mata untuk menjalin tali silaturahmi dengan jamaah Masjid Darul Hikmah. “Dengan terus menjalin tali silaturahmi, Allah SWT akan membukakan pintu rejeki untuk kita”, bebernya.

Usianya Slamet Riyadi  kini sudah mencapai 50 tahun, namun fisik tubuhnya masih  tetap terlihat sehat dan cekatan dalam setiap melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kebersihan. Prinsip hidup Slamet Riyadi adalah selalu ‘giat’ dan ‘selalu berusaha untuk bisa menyenangkan orang lain’.“Membuat orang lain senang adalah suatu ibadah,” papar Slamet Riyadi, yang sampai saat ini masih tetap membujang.

Harapan dan cita-cita Slamet Riyadi pun, cukup sederhana baginya yaitu ingin hidup makmur dan berkecukupan, “Makmur dan berkecukupan itu jangan hanya diukur dari materi saja, tetapi lebih pada kebahagiaan dan ketentraman hidup”, pungkasnya. (andre prisna)               







2 komentar:

  1. tak ada manusia yang terlahir sempurna, namun semua tergantung bagaimana kita menyikapnya, rasa syukur yang tak ada habisnya yang mampu membuat hidup terasa mudah.... ^_^

    BalasHapus
  2. uapiiiiikkkkkk....!!!

    BalasHapus